ZMedia Purwodadi

HUT Ke-445 Jakarta: Saat Pele Dibayar 'Mewah' Untuk Bertarung Melawan Timnas Indonesia, Kisah Pertandingan yang Menggebrak!

Table of Contents

JAKARTA KOTA - Tulisan ini dibuat untuk memeriahkan HUT Jakarta yang ke-498 di tahun 2025. Sebuah kisah flashback Jakarta tempo dulu yang bersejarah di usia 445 tahun.

Legenda sepak bola Brasil, Pele atau Edson Arantes do Nascimento, wafat pada 29 Desember 2022. Kepergian "Mutiara Hitam" ini menyisakan duka mendalam bagi penggemar sepak bola di seluruh dunia.

Selama lebih dari 60 tahun sejak kemunculan fantastisnya di usia 17 tahun bersama Brazil di Piala Dunia 1958 Swedia, sosok legendaris kelahiran 23 Oktober 1940 adalah ikon sepakbola.

Pele, satu-satunya pesepak bola yang memenangkan tiga Piala Dunia (1958, 1962, 1970) dari empat penampilannya, memiliki warisan yang jauh melampaui trofi dan rekor golnya yang luar biasa.

Pele pernah mengunjungi Indonesia pada 21 Juni 1972, bertanding melawan Timnas Indonesia sebagai bagian dari skuad Santos FC.

Kehadiran Santos FC ke Indonesia waktu itu dalam rangka memeriahkan HUT DKI Jakarta ke-445 yang jatuh pada 22 Juni 1972.

Untuk menghadirkan Santos waktu itu pihak penyelenggara harus membayar mahal agar Pele cs datang ke Indonesia. Saat itu, panitia merogoh kocek 40.000 dollar AS untuk menghadirkan Santos.

Harga tersebut lebih mahal dibanding negara lain yang juga mengundang Santos waktu itu. Misalnya, untuk pertandingan di Hongkong, Santos dibayar 28.000 dollar AS

Selain membawa Pele, Santos FC yang waktu itu sudah menjuarai Liga Brazil sebanyak 6 kali membawa kiper asal Argentina Agustin Cejas, Carlos Alberto, Edu, Alcindo, Orlando Lele, Jose Ramos Delgado, Clodoaldo, Nene, Jader, Altivo, Ze Carlos dan lainnya.

Bersama Carlos Alberto, Edu, dan Clodoaldo, Pele yang membawa Brasil juara Piala Dunia 1970, menjadi magnet besar bagi pencinta sepak bola Indonesia kala itu.

Timnas Indonesia waktu itu diasuh Endang Witarsa menurunkan kiper Ronny Pasla (PSMS), Yuswardi (PSMS), Anwar Ujang (PSMS), Mulyadi (Persija), Sunarto (PSMS), M. Basri (PSM), Suaib Rizal (PSM), Jacob Sihasale (Persebaya), Iswadi Idris (Persija), Abdul Kadir (Persebaya) dan Risdianto (Persija).

Skuad Timnas ini saat itu baru saja menjuarai turnamen Djakarta Anniversary Cup 1972 setelah menaklukkan Korea Selatan di final dengan skor 5-2

Pertandingan berlangsung di Stadion Utama Senayan Jakarta, ditonton lebih dari 90 ribu penonton.

Namun harapan penonton untuk menyaksikan aksi ajaib Pele seperti yang diperlihatkannya ketika membawa Brazil 3 kali menjadi Juara Piala Dunia sama sekali tidak terwujud.

Selain terkesan menghindari benturan keras, Pele seperti tak berkutik dikawal oleh M. Basri, Mulyadi dan sang kapten Timnas, Anwar Ujang.

Timnas Indonesia tak gentar menghadapi Santos yang diperkuat bintang Brasil juara Piala Dunia 1970. Meskipun demikian, Pele beberapa kali menunjukkan skill individu memukau saat menggiring bola, melewati lawan, dan memberikan umpan.

Pertandingan baru dimulai, dan di menit kedua, Edu melakukan aksi satu-dua sentuhan untuk menerobos pertahanan Indonesia. Ia mengirim umpan matang yang langsung disambut Jader, menggetarkan jala gawang Ronny Pasla.

Tertinggal satu gol membuat Timnas tersengat dan mencoba membalas, namun aksi gemilang kiper Cejas menggagalkan setiap peluang.

Di menit ke-14, Santos justru menggandakan keunggulan. Edu berhasil memanfaatkan bola rebound tendangan keras Pele yang ditepis Ronny Pasla, mengubah skor menjadi 2-0.

Pada menit ke-23, Santos memperbesar keunggulan menjadi 3-0 melalui Pele. Berawal dari penetrasi Edu ke pertahanan Timnas yang dihentikan ilegal oleh Anwar Ujang di kotak penalti.

Wasit R. Hatta menunjuk titik putih. Eksekusi penalti Pele sempat ditepis Ronny Pasla, namun dengan sigap Pele menyambar bola rebound dan mencetak gol.

Unggul 3-0, Santos FC mulai mengendurkan serangan, dimanfaatkan Timnas Indonesia untuk memperkecil ketertinggalan di menit ke-31.

Berawal dari sepak pojok, Abdul Kadir mengumpan pendek ke Iswadi Idris yang menggiring bola ke kotak penalti. Tendangan kerasnya dari sudut sempit berhasil ditepis Cejas, namun bola muntah langsung disambar Risdianto, menjebol gawang Santos. Skor 3-1 bertahan hingga turun minum.

Babak kedua berjalan berimbang dengan jual-beli serangan. Namun, lini belakang yang sigap, ditambah kegemilangan Cejas dan Ronny Pasla, membuat skor tak berubah. Anwar Ujang juga tampil gemilang mematikan pergerakan Edu dan Pele di babak ini.

Di menit ke-70, Indonesia kembali memperkecil ketertinggalan. Yuswardi mengirim umpan lambung kepada Jacob Sihasale yang meneruskannya dengan sundulan ke Risdianto. Tanpa kawalan di kotak penalti, Risdianto melepaskan tendangan voli yang tak mampu dibendung Cejas, mengubah skor menjadi 3-2.

Setelah itu suasana pertandingan memanas. Permainan keras mulai diperagakan kedua tim. Pemain Timnas dan Santos seperti adu tackling untuk menghentikan alur serangan.

Di menit ke-77, gelandang Santos Leo tiba-tiba terjatuh. Iswadi Idris, yang menduga Leo berpura-pura, mendekatinya dan mencoba membangunkannya.

Namun, Leo menepis tangan Iswadi, memicu emosi Iswadi hingga menendangnya. Insiden ini memicu keributan antar pemain kedua tim dan nyaris berujung baku hantam, namun aparat keamanan sigap melerai.

Akibat insiden itu Iswadi Idris ditarik keluar digantikan rekan setimnya di Persija Surya Lesmana. Pertandingan tetap berlangsung dengan tempo tinggi tapi tidak ada insiden keributan.

Hingga akhirnya wasit R. Hatta meniup peluit tanda pertandingan berakhir. Skor 3-2 tetap tidak berubah untuk keunggulan Santos FC. (*)

Penulis : pengamat sepakbola Indra Efendi Rangkuti

Posting Komentar