ZMedia Purwodadi

Mason Mount Memilih Tetap di Manchester United

Table of Contents

Footballshow.xyz -Ketika sebagian pemain mulai melirik pintu keluar dan memikirkan karir baru, Mason Mount justru memilih untuk menancapkan kuku lebih dalam di Old Trafford. Di tengah spekulasi yang memanas mengenai masa depannya, playmaker Inggris itu mengambil keputusan yang jarang dilakukan pemain lain yang karirnya tersendat. Bertahan, berjuang, dan membuktikan diri di Manchester United.

Mount, yang bergabung dengan Manchester United pada musim panas 2023 dengan banderol 57,9 juta Pounds dari Chelsea, belum sepenuhnya menunjukkan performa yang sesuai ekspektasi. Cedera yang beruntun menjadi hantu sepanjang dua musim terakhir, tetapi satu hal kini jelas, Mount tak akan pergi ke mana-mana, setidaknya untuk saat ini.

Musim panas 2025 membawa banyak perubahan di Manchester United. Ruben Amorim, pelatih anyar Setan Merah, mulai menata ulang skuad. Nama-nama seperti Matheus Cunha sudah didatangkan, sementara kabar negosiasi dengan Bryan Mbeumo dari Brentford pun menguat.

Beberapa winger seperti Jadon Sancho, Antony, dan Marcus Rashford, dikabarkan akan hengkang. Di tengah arus keluar masuk pemain, Mount justru memilih untuk bertahan.

Dalam laporan eksklusif dari pakar transfer Fabrizio Romano, Mount tidak memiliki niat untuk meninggalkan klub. Fokusnya saat ini hanyalah satu, pulih sepenuhnya dari cedera dan menjalani pramusim bersama Amorim dengan penuh antusiasme.

Di atas kertas, statistik Mount bersama United memang belum memuaskan. Dalam 46 pertandingan di semua kompetisi, dia hanya mencetak empat gol dan satu assist . Tidak sesuai ekspektasi pemain dengan harga mahal dan reputasi sebagai wonderkid eks Chelsea.

Musim pertamanya diganggu cedera betis yang cukup serius. Musim kedua? Dia harus berjuang melewati dua cedera hamstring yang membuatnya absen dalam lebih dari 50 pertandingan sejak bergabung.

Tapi justru di akhir musim 2024–2025, Mount mulai mendapatkan kepercayaan Amorim. Dia menjadi starter dalam final Liga Europa dan empat pertandingan terakhir Premier League. Bahkan, dia mencetak satu gol dalam kekalahan dramatis 3-4 kontra Brentford.

Dengan skema 3-4-3 yang diterapkan Amorim, posisi dua nomor 10 di belakang striker menjadi kunci permainan. Mount adalah tipe pemain yang ideal untuk peran tersebut. Mobile, kreatif, dan pekerja keras.

Meskipun Matheus Cunha telah direkrut dan Mbeumo sedang didekati, Mount tetap punya tempat. Justru kompetisi sehat ini yang bisa memacu performanya ke level terbaik.

Bukan hanya itu. Bruno Fernandes, kapten tim, telah menolak tawaran dari klub Arab Saudi Al Hilal untuk tetap bertahan di Theatre of Dreams. Ini menandakan ada kepercayaan dalam proyek Amorim yang baru dimulai. Dan Mount, meski belum maksimal, menjadi bagian penting dari rencana tersebut.

Dalam dunia sepak bola yang penuh godaan finansial dan tekanan ekspektasi, pemain seperti Mount bisa saja tergoda untuk pergi mencari angin segar. Apalagi, sudah dua musim dia belum bisa mencuri perhatian publik Old Trafford.

Namun, ada beberapa alasan kuat mengapa tetap bertahan adalah keputusan paling masuk akal bahkan paling tepat untuk karir Mount saat ini. Pertama, dia sudah mulai masuk radar utama pelatih. Dipercaya di laga-laga penting adalah sinyal kuat bahwa Amorim melihat potensi yang bisa dikembangkan.

Kedua, ritme permainan adalah faktor vital. Pemain yang kerap cedera butuh kontinuitas, bukan perpindahan ke klub baru yang bisa mengulang proses adaptasi dari nol.

Ketiga, struktur skuad United akan berubah besar-besaran musim panas ini. Beberapa winger utama seperti Garnacho, Sancho, dan Rashford sedang mempertimbangkan hengkang. Dalam konteks ini, Mount yang sudah terbiasa bermain sebagai gelandang serang sekaligus sayap invert ( inverted winger ) punya nilai lebih. Dia bukan sekadar pelengkap. Dia bisa jadi poros permainan yang baru.

Setelah dua musim penuh badai cedera dan kritik, Mason Mount kini berdiri di persimpangan yang menentukan. Ia bisa saja menyerah, mencari zona nyaman di klub lain, atau justru memilih jalur sulit: bertahan, bangkit, dan membuktikan diri.

Dengan pramusim di depan mata dan Piala Dunia 2026 sebagai target besar, Mount punya semua alasan untuk memanfaatkan kesempatan ini. Dia masih punya waktu untuk menembus kembali skuad Inggris besutan Thomas Tuchel, pelatih yang dulu juga pernah mempercayainya di Chelsea.

Tapi untuk itu, dia harus terlebih dahulu menjadi bintang yang bersinar di bawah komando Ruben Amorim. Mungkin, dalam dunia sepak bola yang bergerak cepat dan penuh drama, keputusan paling berani adalah untuk tidak pindah ke mana-mana. Dan itulah yang dilakukan Mason Mount. Diam tapi tak berarti pasrah. Bertahan karena dia percaya bahwa pertarungan sesungguhnya baru dimulai.

Jika Anda fans Manchester United, jangan buru-buru mencoret nama Mount dari daftar pemain kunci musim depan. Karena kadang, pahlawan tak selalu datang dari pemain yang mencetak 20 gol semusim tetapi dari mereka yang bertahan saat badai datang, lalu keluar sebagai tokoh utama ketika langit kembali cerah.

Posting Komentar