Studi Baru: Olahraga Rutin Kurangi Risiko Kematian Pasien Kanker Usus

Footballshow.xyz Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa rutin berolahraga setelah menjalani perawatan dapat menurunkan risiko kematian pada pasien kanker hingga lebih dari sepertiga.
Para peneliti menemukan bahwa aktivitas fisik tidak hanya membantu mencegah kambuhnya penyakit, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan suasana hati, energi, dan kekuatan tubuh.
Temuan ini dinilai berpotensi mengubah pendekatan medis dalam mendampingi pemulihan pasien kanker.
Beragam aktivitas fisik dengan intensitas sedang dapat memenuhi standar yang dianjurkan, seperti berjalan cepat selama 40 menit, joging selama 30 menit, mengikuti kelas latihan sirkuit, bersepeda, atau berenang.
Lantas, mengapa rutin berolahraga dikaitkan dengan menurunkan angka kematian dan risiko kanker?
Turunkan risiko kematian pasien kanker usus besar
Sebagaimana diberitakan Sky News , Senin (2/6/2025), uji coba Challenge CO21 melibatkan 889 pasien kanker usus besar dari enam negara, termasuk Inggris.
Seluruh peserta telah menjalani operasi dan kemoterapi, dan dinilai cukup sehat untuk berolahraga, meskipun sebelumnya mereka bukan termasuk individu yang aktif secara fisik.
Sebagian dari mereka mengikuti program latihan yang dirancang secara personal selama tiga tahun.
Program ini mencakup sesi latihan langsung selama enam bulan pertama serta pertemuan berkala dengan konsultan aktivitas fisik.
Sementara itu, kelompok lainnya hanya menerima materi edukatif seputar olahraga dan pola makan sehat.
Hasil setelah lima tahun menunjukkan bahwa kelompok yang mengikuti program latihan khusus memiliki risiko kematian, kekambuhan, atau munculnya kanker baru yang 28 persen lebih rendah.
Bahkan, setelah delapan tahun, angka penurunan risiko kematian meningkat hingga 37 persen, meskipun tingkat kepatuhan terhadap program menurun seiring waktu.
Margaret Tubridy, warga Belfast Utara, mengungkapkan kegembiraannya setelah ikut ambil bagian dalam studi tersebut.
“Sebelumnya saya belum pernah ke pusat kebugaran, tapi setelah diajari cara menggunakan alat dan melakukan latihan, saya langsung menyukainya,” ujar perempuan berusia 69 tahun itu.
Kini, ia rutin melakukan latihan beban dua kali seminggu, berjalan kaki dengan bantuan tongkat, dan aktif dalam kelompok jalan kaki.
Hasilnya, ia merasa tubuhnya lebih kuat, kebugarannya meningkat, dan kecemasan yang dulu kerap ia rasakan pun berkurang.
Penelitian ini semakin memperkuat bukti bahwa olahraga membawa berbagai manfaat kesehatan, dari membantu mengatasi depresi hingga menurunkan risiko demensia.
Bagaimana proses penelitiannya?
Menurut laporan NBC News , Minggu (1/6/2025) tujuan utama program latihan tersebut adalah mendorong peserta untuk secara bertahap meningkatkan aktivitas fisik mereka hingga mencapai tambahan 10 jam MET per minggu.
Ukuran 10 jam per minggu merupakan cerminan jumlah energi yang digunakan tubuh saat beraktivitas.
Sebagai gambaran, satu jam berjalan cepat setara dengan sekitar 4 jam MET, dan total MET ditentukan oleh durasi serta intensitas latihan.
Selama enam bulan pertama program, peserta secara bertahap membangun rutinitas olahraga mereka dengan bimbingan pelatih, seperti fisioterapis, pelatih pribadi, atau kinesiolog.
Pada tahun pertama, mereka bertemu dua minggu sekali untuk merancang dan menjalani latihan yang disesuaikan dengan minat serta gaya hidup masing-masing.
Setelah itu, pertemuan dilanjutkan sebulan sekali selama dua tahun berikutnya.
Bagi sebagian besar peserta, program ini berarti berjalan cepat selama 45 menit, empat kali seminggu.
Dipimpin oleh Dr. Christopher Booth dari Universitas Queen di Kanada, penelitian ini bertujuan mengetahui apakah pendampingan pelatih bisa mendorong pasien kanker yang telah menyelesaikan perawatan untuk tetap aktif, dan apakah hal tersebut berdampak pada penurunan risiko kekambuhan.
Hasilnya positif: delapan tahun setelah perawatan, 90 persen peserta dalam kelompok latihan tidak mengalami kekambuhan atau kanker baru, dibandingkan dengan 83 persen di kelompok kontrol.
Selain itu, angka kematian juga lebih rendah, 41 orang dari 445 peserta di kelompok latihan meninggal dalam delapan tahun, dibandingkan dengan 66 dari 444 orang di kelompok kontrol.
Olahraga juga terbukti menurunkan risiko beberapa jenis kanker lain, seperti kanker payudara dan kanker kolorektal.
Posting Komentar